SELAMAT DATANG DI BLOK KAMI SEMOGA ANDA MENDAPATKAN MANFAAT

MANAJEMEN KEPERAWATAN

I.    MANAJEMEN KEPERAWATAN

A.   PENDAHULUAN          
Manajemen pelayanan keperawatan sebagai sub sistem manajemen rumah sakit harus memperoleh tempat dan perhatian sama dengan manajemen lainnya, sehingga rumah sakit dapat berfungsi sebagaimana diharapkan.Lingkup manajemen operasional dan manajemen asuhan keperawatan yaitu merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, dan mengawasi sumber daya keperawatan. Fungsi-fungsi manajemen keperawatan adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, yang harus dilakukan oleh manajer dalam bentuk supervisi. Supervisi yang dilakukan oleh manajer keperawatan secara baik dan terus menerus dapat memastikan pemberian asuhan keperawatan sesuai dengan standar praktek keperawatan ( Depkes RI, 1994 ). Dengan supervisi kepala ruangan sebagai manajer dapat mempengaruhi kinerja perawat pelaksana.
B.   PENGERTIAN MANAJEMEN KEPERAWATAN
Pengertian manajemen keperawatan mengacu pada pengertian manajemen secara umum. Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang lain (Gillies,1989). Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga, masyarakat (Gillies,1999 ).
C.   LINGKUP MANAJEMEN KEPERAWATAN
Menurut Korn ( 1987 ), yang termasuk lingkup manajemen keperawatan adalah manajemen operasional dan manajemen asuhan keperawatan.
1.    Manajemen Operasional
Pada manajemen operasional, pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang perawatan yang terdiri dari tiga tingkatan manajerial yaitu manajemen puncak, manajemen menengah, dan manajemen bawah.
Faktor-faktor yang perlu dimiliki oleh manajer agar dapat berhasil dalam penatalaksanaan kegiatannya:
1.    Kemampuan menerapkan pengetahuan
2.    Keterampilan kepemimpinan
3.    Kemampuan melaksanakan fungsi manajemen
2.    Manajemen Asuhan Keperawatan
Lingkup manajemen asuhan keperawatan dalam manajemen keperawatan adalah terlaksananya asuhan keperawatan yang berkualitas kepada klien. Keberhasilan asuhan keperawatan sangat ditunjang oleh sumber daya tenaga keperawatan dan sumber daya lainnya. Tenaga keperawatan yang bertanggung jawab dalam menyediakan perawat pasien yang berkualitas adalah perawat pelaksana.Sebagai kunci keterampilan dalam keperawatan pasien adalah komunikasi, koordinasi, konsultasi, pengawasan dan pendelegasian. ( Loveridge & Cumming, 1996 ).
D.   PRINSIP – PRINSIP MANAJEMEN KEPERAWATAN
Keberhasilan manajemen keperawatan dalam mengelola suatu organisasi keperawatan dapat dicapai melalui upaya penerapan prinsip-prinsip manajemen keperawatan yaitu :
1.    Manajemen keperawatan seyogianya berlandaskan perencanaan
2.    Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif
3.    Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan
4.    Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien
5.    Manajemen keperawatan harus terorganisir
6.    Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan
7.    Divisi keperawatan yang baik
8.    Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif
9.    Pengembangan staf
10. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan

E.   SISTEM PENGORGANISASIAN ASUHAN KEPERAWATAN ( MODALITAS PRAKTIK KEPERAWATAN )
1.    Metode Fungsional adalah setiap perawat mendapat tugas yang berbeda dalam merawat setiap pasien.
2.    Metode Tim adalah perawat degan latar belakang pendidiksn yang berbeda bertanggung jawab terhadap sekelompok pasien.
3.    Metode Primer adalah seorang perawat profesional bertanggung jawab memberi perawatan secara menyeluruh selama 24 jam pada 4-6 pasien dalam satu unit sejak pasien masuk sampai pulang.
4.    Metode Kasus adalah satu perawat merawat satu pasien ( total patient care )
F.    SISTEM KLAFISIFIKASI PASIEN
1.    Berdasarkan keputusan Askep:
a.    Perawat intensif
b.    Modifikasi perawatan intensif
c.    Intermediate
d.    Perawatan minimal
2.    Berdasarkan kondisi pasien:
Minimal, moderate, aktif, intensive, kritis
3.    Berdasarkan Askep skore:
a.    Observasi dan monitoring
b.    Perawatan diri
c.    Makan dan minum
d.    Terapi somatik
e.    Terapi modalitas dan Penkes
4.    Klasifikasi klien berdasarkan derajat ketegantungan
a.    Perawatan minimal
b.    Perawatan intermediet
c.    Perawatan maksimal/total
G.   FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN
a.    Perencanaan
Adalah suatu proses menetapkan sasaran dan memilih cara untuk sasaran tersebut
b.    Pengorganisasian
Adalah seluruh proses pengelompokan tugas-tugas, fungsi, wewenang dan tanggung jawab, penetapan orang dan alat-alat.
c.    Pengarahan
Adalah pengeluaran, penugasan, pesanan dan instruksi.
d.    Pengawasan dan Pengendalian
Suatu proses kegiatan seorang pemimpin untuk menjamin agar pelaksanaan kegiatan organisasi sesuai dengan rencana, kebijaksanaan dan ketentuan yang telah ditetapkan (Wijono, 1997).
H.   KERANGKA KONSEP, FILOSOFI, TUJUAN DAN STANDAR PELAYANAN KEPERAWATAN
1.    Kerangka Konsep
Kerangka konsep dasar manajemen keperawatan adalah manajemen partisipatif yang berlandaskan kepada paradigma keperawatan yaitu manusia, perawat, kesehatan dan lingkungan dengan merumuskan kerangka konsep menjadi kerangka kerja untuk menunjang praktek keperawatan dan merupakan keyakinan dasar dari tim perawatan.
2.    Filosofi Manajemen Keperawatan
Filosofi manajemen keperawatan adalah kerjasama yang dimiliki oleh tim keperawatan yang bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan berkualitas melalui pembagian kerja, koordinasi dan evaluasi.
3.    Tujuan Manajemen Pelayanan Keperawatan
Mengacu pada tujuan peningkatan metode kerja dalam meningkatkan asuhan keperawatan.
4.    Standar Pelayanan KeperawatanStandar pelayanan keperawatan mencerminkan kualitas pelayanan keperawatan untuk menentukan tingkat kualitas pelayanan yang dicapai
Jenis Standar yaitu :
·         Standar Normatif yang menggambarkan praktek yang dinilai baik/ideal oleh beberapa kelompok yang berwenang.
·         Standar Empiris menggambarkan praktek yang sebenarnya diamati dari dalam sejumlah besar lingkungan perawat klien
Standar Normatif dan Standar Empiris diaplikasikan dalam penerapan beberapa standar yaitu :
a.    Standar Praktek Keperawatan yang terdiri dari :
1.    Standar Praktek Profesional terdiri dari beberapa standar :
·         Standar I, pengkajian keperawatan
·         Standar II, diagnosa keperawatan
·         Standar III, perencanaan
·         Standar IV, pelaksanaan
·         Standar V, evaluasi
2.    Standar Kinerja Profesional
·         Standar I, jaminan mutu
·         Standar II, pendidikan
·         Standar III, penilaian kinerja
·         Standar IV, kesejawatan
·         Standar V, etik
·         Standar VI, kolaborasi
·         Standar VII, penelitian
·         Standar VIII, pemanfaatan sumber-sumber
b.    Standar Fasilitas Kesehatan
c.    Standar Asuhan Keperawatan
Standar asuhan keperawatan mempunyai tiga tujuan yaitu, meningkatkan mutu asuhan keperawatan, mengurangi biaya asuhan keperawatan  dan memberikan landasan untuk menentukan kelalaian keperawatan.

II.   KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN

A.   PENDAHULUAN
Dalam menjalankan fungsi manajerial pimpinan harus dapat memenuhi kebutuhan pasien dan keluarga, menjalin hubungan yang efektif  dan terapeutik dengan atasan, staf dan tim kesehatan lainnya dan mampu mempengaruhi orang lain agar mau bertindak melakukan kegiatan sesuai rencana sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja para karyawan.
B.   PENGERTIAN KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN
Kepemimpinan merupakan kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan orang lain untuk brtbuat sesuatu demi mencapai tujuan institusi. Sedangkan manajemen merupakan proses perencanaan,  pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam mencapai tujuan. Jadi  pada hakekatnya manajemen dan kepemimpinan dalam keperawatan dilakukan dengan cara bersamaan.
C.   PERAN PEMIMIPIN DALAM KELOMPOK
1.    Sebagai penghubung interpersonal
2.    Sebagai penginformasi.
3.    Sebagai pengambil keputusan.
4.    Inovator/pembaharu.
D.   FUNGSI DAN TUGAS PIMPINAN
1.    Orientasi tugas, merencanakan dan mengorganisasi, menyediakan informasi, membuat penugasan, bertanggung jawab atas pekerjaannya, kooperatif dan mengevaluasi hasil.
2.    Orientasi HAM, memberi dorongan dengan sikap bersahabat, mengungkapkan perasaan yang dialami, mendamaikan, memperlancar dan menentukan aturan main.
E.   KETERAMPILAN DALAM KEPEMIMPINAN
1.    Keterampilan teknis, kesanggupan untuk mengerti dan mengerjakan aktifitas teknis.
2.    Keterampilan konseptual, kesanggupan untuk mengkonsep, melihat usaha dan menganalisa.
3.    Keterampilan hubungan antar manusia, kesanggupan untuk bekerjasama dengan orang lain.
F.    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPEMIMIPINAN
1.    Karakteristik pribadi.
2.    Kelompok yang dipimpin.
3.    Situasi yang dihadapi baik manusia, fisik maupun waktu.
G.   GAYA KEPEMIMPINAN
Gaya kepemimpinan merupakan suatu pola perilaku yang ditampilkan sebagai pimpinan, dapata diklasifikasikan berdasarkan beberapa aspek, yaitu:
1.    Perilaku
a.    Kepemimpinan positif, mempunyai pandangan bahwa orang pada hakekatnya bersedia melakukan pekerjaan dengan baik bila diberi kesempatan dan dorongan yang cukup.
b.    Kepemimpinan negatif, mempunyai pandangan bahwa orang harus dipaksa bekerja dengan menciptakan rasa takut.
2.    Kekuasaan dan wewenang:
a.    Otoritas, berorientasi pada tugas, menggunakan posisi dan power dalam memimpin.
b.    Demokrasi, menghargai sifat dan kemampuan setiap staf.
c.    Partisipatif, gabungan antara otoritas dan demokratik.
d.    Bebas tindak ( Laissez-Faire ), pimpinan hanya offisial karyawan menentukan kegiatan sendiri tanpa pengarahan, supervisi dan koordinasi.
3.    Situasi yang dihadapi
Dalam melaksanakan tugasnya pimpinan memberikan pengarahan atau perintah dan memberi dukungan dalam menjalin hubungan antara atasan dan bawahan, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
Adapun perilaku pimpinan terhadap perilaku bawahan :
a.     Proses pemerintah dimana perilaku pimpinan yang sangat mengarahkan dan kurang memberikan dorongan ( S1 ).
b.    Proses mengajak dimana perilaku pimpinan yang sangat mengarahkan dan sangat memberikan dorongan ( S2 ).
c.    Proses melibatkan dimana perilaku pimpinan yang kurang mengarahkan dan banyak memberikan dorongan ( S3 ).
d.    Proses menlimpahkan dimana perilaku pimpinan yang kurang  mengarahkan dan kurang memberikan dorongan ( S4 ).
Tahap perkembangan digambarkan sebagai suatu gariskontinum dan dibagi dalam 4 tingkatan :
1.    Tingkat rendah ( D1 )                            : tidak mampu dan tidak mau
2.    Tingkat rendah ke sedang ( D2 )        : tidak mampu tapi mau
3.    Tingkat sedang ke tinggi ( D3 )           : mampu tapi tidak mau
4.    Tingkat tinggi ( D4 )                               : mampu dan mau   
Hubungan antara gaya kepemimpinan dengan tahap perkembangan :
1.    Bila bawahan D1, maka gaya kepemimipinan S1
2.    Bila bawahan D2, maka gaya kepemimipinan S2
3.    Bila bawahan D3, maka gaya kepemimipinan S3
4.    Bila bawahan D4, maka gaya kepemimipinan S4








III. KOMUNIKASI DALAM KEPEMIMPINAN

A.   PENDAHULUAN
Komunikasi dalam keperawatan merupakan pendekatan terencana dan dipakai secara sadar untuk mempengaruhi orang lain seperti staf perawatan, pasien dan keluarganya, tim kesehatan lainnya. Keterampilan berkomunikasi yang baik merupakan keterampilan utama dan sangat penting bagi seorang pimpinan keperawatan. Keberhasilan seseorang pimpinan sebagian besar tergantung pada kemampuan berkomunikasi termasuk bertukar pikiran dan akan lebih efektif apabila dilakukan secara langsung, tatap muka, komunikasi dua arah dengan sikap yang baik.
B.   PROSES KOMUNIKASI
Ada lima komponen yang harus diperhatikan oleh pimpinan keperawatan yaitu :
1.    Pengirim berita (komunikator), pihak yang menyampaikan berita, laporan dan saran-saran.
2.    Penerima berita (komunikan), orang yang dituju.
3.    Berita (pesan), yang disampaikan seperti perintah dan saran-saran.
4.    Sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan berita seperti tulisan, telepon, radio, televisi, dll.
5.    Umpan balik atau tanggapan dari penerima berita.
C.   PESAN YANG DISAMPAIKAN BISA VERBAL MAUPUN NON VERBAL
1.    Komunikasi verbal, merupakan usaha yang disadari untuk memilih kata-kata yang akan dipakainya.Komunikasi dapat dilakukan secara lisan, tulisan dan kombinasi antara keduanya.
2.    Komunikasi non verbal
·         Vokal, nada suara, kualitas, kecepatan yang semuanya menggambarkan suasana emosi.
·         Gerakan dan ekspresi wajah dapat diartikan suasana hati.
·         Komunikasi yang intim lebih atau sama dengan 45,4 cm ; komunikasi personal 45,5-120 cm.
·         Sentuhan sangat penting untuk memberikan dorongan mental, tetapi perlu dipertimbangkan budaya dan kebiasaan.
D.   CARA MEMBINA HUBUNGAN YANG EFEKTIF DAN TERAPEUTIK
Menurut Rogers hubungan yang sehat ditandai dengan komunikasi saling terbuka, menerima orang lain sebagai individu yang berharga dan empati yang mendalam.Konflik internal dan eksternal yang tidak terselesaikan dengan baik akan mengganggu kesehatan mental, akibat lebih lanjut kestabilan dan penyesuaian diri dapat tearganggu.
E.   KEBIASAAN MEMPERSIAPKAN DIRI ATAU CARA MENINGKATKAN KESADARAN DIRI
Kebiasaan dan keterampilan dalam  meningkatkan  kesadaran diri tidak akan efektif apabila tidak ada keinginan secara terus menerus untuk mengerti dan memahami orang lain. 
F.    KOMUNIKASI ASERTIF
1.   Pengertian
Adalah kemampuan menyampaikan secara tepat baik pikiran dan perasaan seseorang dengan tetap menghormati dan menghargai hak dan martabat orang lain.
2.  Cara melakukan komunikasi asertif
Keterampilan untuk menyatakan diri secara nyata, tulus untuk mendapatkan sesuatu dengan tetap mendengar dan menghargai orang lain.Tingkah laku tidak terjadi secara otomatis tetapi melalui latihan dan belajar yang lambat laun akan menjadi kebiasaan.
3.  Gaya pimpinan yang asertif
Ditandai dengan memperhatikan karyawan dengan menghargai orang lain, membimbing karyawan, berpikir secara analitis, berpenampilan ekspresif dan mengungkapkan perasaan yang sesungguhnya.
4.  Faktor yang mempengaruhi sikap asertif
Konsep diri dari pimpinan untuk dapat menggunakan dirinya secara efektif,, memahami dan membuka diri.

IV.SUPERVISI KEPERAWATAN

A.   PENGERTIAN SUPERVISI
Supervisi merupakan proses berkesinambungan untuk meningkatkan kemampuan dan memperbaiki penampilan kerja tenaga keperawatan dalam membearikan asuhan keperawatan melalui perencanaan, pengarahan, bimbingan dan evaluasi.
B.   TUJUAN SUPERVISI
1.    Untuk  inspeksi, mengavaluasi dan meningkatkan hasil kerja/prestasi kerja
2.    Untuk membimbing/membina tenaga perawat secara individu
3.    Untuk memfasilitasi penggunaan sumber-sumber dalam pelaksanaan tugas
4.    Untuk melatih tenaga kerja yang kurang disiplin
5.    Untuk memberikan bantuan kepada bawahan
C.   UNSUR POKOK SUPERVISI
1.    Pelaksana
2.    Sasaran
3.    Frekuensi
4.    Tujuan
5.    Teknik
D.   PENYELIA KEPERAWATAN
Yang termasuk penyelia keperawatan/supervisor adalah :
1.    Kepala ruangan
2.    Pengawas keperawatan
3.    Kepala seksi bidang keperawatan
4.    Kepala bidang keperawatan
E.   KOMPETENSI SESEORANG SUPERVISOR
Supervisor harus memiliki kemampuan dalam hal :
1.    Memberikan pengarahan dan petunjuk yang  jelas
2.    Memberikan saran, nasehat dan bantuan kepada staf/pelaksana keperawatan
3.    Memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja staf/pelaksana keperawatan
4.    Proses dinamika kelompok
5.    Memberikan bimbingan dan latihan
6.    Memberikan penilaian terhadap hasil kerja perawat
7.    Mengadakan pengawasan agar asuhan keperawatan dan pendokumentasian lebih baik
F.    TEKNIK/CARA SUPERVISI
1.    Langsung, dimana supervisi dilakukan saat kegiatan sedang berlangsung agar pengarahan dan pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai petunjuk. Umpan balik dan perbaikan dapat dilakukan dengan langsung pada saat supervisi.
2.    Tidak langsung, dimana suprvisi dilakukan melalui tertulis maupun lisan, supervisor tidak melihat langsung apa yang terjadi di lapangan.
3.    Kolaboratif, dimana supervisi dilakukan dengan memadukan supervisi langsung dengan tidak langsung. Supervisor dan yang disupervisi secara bersama-sama dalam memecahkan masalah yang dihadapai staf/perawat pelaksana.
G.   FREKUENSI  SUPERVISI KEPALA RUANGAN
Tugas rutin supervisor yang harus dilakukan setiap harinya adalah:
1.    Sebelum pertukaran shift  (15-30 menit)
2.    Pada waktu mulai shift ( 15-30 menit)
3.    Sepanjang hari dinas (6-7 jam)
4.    Sekali dalam sehari (15-30 menit)
5.    Sebelum pulang ke rumah (15 menit)
H.   PERAN SUPERVISI KEPALA RUANGAN
Peran suprvisi kepala ruangan adalah tingkah laku kepala ruangan yang diharapkan oleh perawat pelaksana dalam melaksanakan supervisi.
1.    Peran supervisi kepala ruangan sebagai perencana
Mampu membuat perencanaan sebelum melaksanakan supervisi. Agar dapat memproses pelaksanaan supervisi meliputi siapa yang disupervisi, apa tugasnya, kapan waktu supervisi, kenapa, bagaimana masalah tersebut sering terjadi.
2.    Peran supervisi kepala ruangan sebagai pengarah
Memberikan arahan kepada perawat pelaksana agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan standar asuhan serta kebijakan rumah sakit.
3.    Peran supervisi kepala ruangan sebagai pelatih
Harus terampil dalam mentransformasikan temuan atau tindakan pelayanan keperawatan yang baru sehingga melalui proses belajar kemungkinan akan mengubah pemikiran, gagasan, sikap, dan cara mengerjakan sesuatu.
4.    Peran supervisi kepala ruangan sebagai penilai
Melakukan pengukuran terhadap akibat yang timbul dari pelaksanaan suatu program dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sehingga penilaian dapat dilakukan secara efektif jika tujuannya spesifik terdapat standar penampilan kerja dan observasinya akurat.